Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Saturday, March 29, 2008

Metamorfosa

Posted by Noe Namaku

Tuesday, March 25, 2008

Gothic-ism, Pandangan? Art? Culture? Atau Sekedar Style?

Posted by Noe Namaku


“….Free our minds and find a way. The world is in our hands, This is not the end….”
(Within Temptation).

"[Goth] is the ability to find the art where art seems to be lacking to find the light in the darkness and embrace it for all its worth..." (Jennifer Mason).

Aaakh… Banyak orang yang sering salah paham tentang gothic-ism. Bahkan kadang kali banyak tanggapan yang sering melenceng tentang penganut gothic-ism. Ada yang bilang bahwa penganut gothic-ism juga terkait dengan penganut satanism, kekerasan, suicidal, seniman, dll (perasaan ga gitu-gitu banget). Okeyh… Sekarang gw coba lurusin dulu apaan tuch gothic-ism, tapi pertama-tama be open minded dulu.

Dari sejarahnya, kata gothic itu sendiri datang dari nama sebuah suku bernama Visigoth dari Jerman. Kaum Barbar yang bikin kerajaan Romawi kocar-kacir. Trus berkembang lagi jadi gaya arsitektural yang gelap dan gloomy ala Eropa Barat abad ke12 sampai ke abad 16. Gerakan awal dimulai dari sebuah Nightclub pada awal 1980-an di Inggris. Lalu berkembang dengan cara “nebeng” menjadi salah satu komponen punk rock. En’ dengan komunitas paling besar di California.

Apaan sich gothic culture? Definisi tentang gothic culture itu masih sangat luas dan belum bisa didefinisikan, karena belum ada peneliti yang benar-benar niat buat jadiin ini sebagai salah satu ilmu. Intinya sich begini, itu semua terserah masing-masing individu pengen ngartiin gothic bagaimana bentuknya. Yang pasti para gothic-ism mempunyai mentalitas yang termasuk unik, “Gw maunya sendiri tapi pengen dilihat orang. En’ gw paling demen klo orang-orang kaget ngeliat gw.” (capek dech…). Yang biasanya bisa dikenali lewat :
  1. musik yang unik, seni dan literatur,
  2. penggunaan baju hitam berlebihan (dengan makeup pucat, potongan rambut yang ngga biasa, body piercing, alat-alat bondage, dll),
  3. tergila-gila terhadap sejarah abad pertengahan, victorian atau edwardian,
  4. penggunaan simbol salib Kristiani, jimat Mesir, bintang segi 6 ala Wiccani, bintang segi6 satanisme, dll.
  5. Sebenarnya para gothess (pecinta gothic) itu ngga se-gelap yang lu kira, para gothess sebenarnya adalah orang yang anti-kekerasan, damai dan toleran. Para gothess banyak yang menulis kalau mereka
mengalami depresi, desperate, keluarga yang disfungsional, masa kecil yang kelam, marah, kecewa, sedih dan benci. Percaya atau tidak, semuanya ini ditulis di dalam 640 web yang ada di dalam gothic web ring, dan isinya rata-rata sama. Kebanyakan gothess memang menyukai main game-game RPG (role-playing game), bukannya karena cupu atau memiliki fantasi yang berlebihan, tetapi dikarenakan adanya tantangan kreatif dan mengasah otak di dalamnya.
Kenapa akhir-akhir ini gothic selalu dikaitkan dengan agama dan kepercayaan? Hal itu dikarenakan artis yang selalu berdandan gothic yang dikenal dengan nama Marilyn Manson diangkat menjadi pendeta di gereja setan, oleh Anton Lavey. Awalnya sih sepihak, tapi lu pada tau khan gimana akhirnya. Ngga semua gothess pengikut gereja setan. Banyak gothess yang masih memegang kristianitas mereka, atheisme, agnoticism, new age, gnosticism, shamanisme, wicca, tradisi neopagan, dan kepercayaan-kepercayaan minoritas lainnya.

Musik-musik goth sendiri, oleh media selalu dikaitkan dengan topik-topik yang memprovokasi, serba satanisme, rasial, perang, kebencian terhadap golongan tertentu, dll. Padahal ga sebegitunya. Referensi musik bagi yang tertarik dengan goth-music : NIN, a Perfect Circle, Tweaker, Professional Murder Circle, Cradle of Filth, HIM (His Infernal Majesty), Sopor Aeternus, Within Temptation, Lacuna Coil, Bauhaus, Siouxsie and The Banshees, the Sisters of Mercy, Dead Can Dance, Moi dix Mois, Malice Mizer, Blood, Earl Grey, Madeth Gray’ll, Kana, Amadeus, Mirage, Merry Go Around.

So… Are you Goth enough ? (D’etoire)